Ilustrasi RX King. (CNN Indonesia)
PANTAU JAKARTA - RX-King menjadi salah satu motor legendaris Yamaha yang masih tetap eksis sampai sekarang. Kehadirannya terbilang fenomenal, terlebih bagi pengguna roda dua yang doyan ngebut.
Saking fenomenalnya, motor ini malah punya berbagai julukan yang identik dengan tindak kejahatan mulai dari motor jambret, bahkan motor maling.Pada serial televisi era 1990an hingga 2000an awal, King juga menjadi tunggangan para penjahat.
Kedekatan antara King dengan ciri khas penjahat sebetulnya cukup masuk akal. Sebab motor ini menawarkan
RX-King pada eranya yakni medio 1990an identik sebagai motor yang menawarkan sensasi ngebut dan 'ngejambak' ketika pengendara sudah mulai membetot gas. Suara bising khas motor dua tak serta knalpot ngebul lantas menjadi ciri khas lain dari motor ini.
Silsilah RX-King
Di Indonesia RX King menjadi merupakan penerus dari beragam motor bernama RX di Indonesia.Pendahulu motor ini mulai dari RX-100 pada 1977, RX-125 pada 1976, RX-K pada 1980, RX-Special pada 1983, dan RX King pada tahun yang sama, 1983.
Namun berbicara motor 'laki' Yamaha, pabrikan berlogo garpu tala ini juga memiliki produk lain yang mungkin menjadi cikal bakal motor naked keluarga RX yakni L2G dan L2 Super.
RX-King generasi pertama biasa juga dikenal sebagai cobra yang punya mesin 135cc dengan tenaga 18,2 hp dan torsi 15,1 Nm. Cukup lama generasi ini dipertahankan Yamaha hingga pada 1996 RX-King generasi dua rilis.
Selanjutnya pada 2002, generasi berikutnya muncul dengan ubahan yang cukup signifikan. Bentuk lampu juga ikut berubah dari semula kotak menjadi bulat mirip RX100 atau RX125.
Pada generasi ini, tulis cnn Indonesia.com, King juga dikatakan menjadi lebih ramah lingkungan sebab ada penambahan catalytic converter pada knalpotnya. Komponen ini yang membuat King tak ngebul.
Harga Gelap
Meski sudah puluhan tahun tidak dijual Yamaha di Indonesia RX-King namanya makin bersinar. Hal ini dibuktikan melalui harga bekas motor tersebut yang kini bisa dikatakan di luar nalar.
Harga RX-King di pasaran bisa dikatakan sangat gelap. Harga bisa suka-suka penjual, terlebih kondisi motor istimewa. Satu unggahan misalnya yang menetapkan unit produksi 1983 seharga Rp125 juta.
Penjual dengan akun bernama Arif King Priok ini menjelaskan pada kolom keterangan bila RX-King itu langka dan masih tersedia. Catnya disebut masih orisinal warna putih yang jarang ditemukan.
Penjual juga menjelaskan peminat bisa mengajukan tukar tambah motor ini dengan mobil atau moge. Pedagang ini juga bukan pertama kali melego RX-King di atas Rp100 juta. Sebelumnya ia telah melakukan RX-King seharga Rp150 juta.
Kesediaan Suku Cadang dan Bukan Lagi Motor Penjahat
Pedagang yang sama itu menjelaskan bila RX-King produksi 2003 tersebut kondisinya bukan restorasi, melainkan motor baru namun tidak pernah digunakan atau dikenal dengan istilahnew old stock(NOS).
Yamaha sebagai produsen juga sempat dimintai keterangan prihal harga selangit pada produk lawasnya itu.
"Kalau itu [harga mahal] memang di luar nalar ya, dan itu pasar yang menentukan," kata Manager of Public Relation Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) Antonius Widiantoro beberapa waktu lalu.
Menurut Anton harga tinggi pada motor lawas sudah lumrah. Kesepakatan akhir dikatakan tergantung pemburu barang kuno setuju atau tidak pada harga yang ditawarkan.
"Ya kalau suka angkut, tidak suka ya sudah. Ya namanya barang sudah langka dan harga ditentukan pasar," katanya.
Suku Cadang Resmi Masih Ada
Antonius tidak memungkiri peminat RX King kian hari semakin banyak. Penggunanya bahkan disebut tidak hanya dari kalangan orang tua, tapi pemuda masa kini pun banyak.
Melihat hal tersebut, ia mengatakan Yamaha tetap memproduksi beberapa suku cadang resmi yang bisa dibeli pengguna RX King.
Seperti kita ketahui siklus suku cadang suatu produk otomotif biasanya hanya akan tersedia 10 tahun usai penjualannya dihentikan. Sementara produksi RX King sendiri terakhir dilakukan di Indonesia pada 2009.
"Dan kan kami lihat terus demand seperti apa. Tapi saya tidak hapal apa saja komponen yang tersedia," ucap Anton.
Bukan Lagi Motor Penjahat
Perwakilan komunitas King Club Djakarta (KCDJ) Didit mengatakan King saat ini tidak lagi identik sebagai identitas para penjahat. Kata dia itu dibuktikan lantaran motor ini sudah jadi barang kolektor dengan harga selangit.
"Kalau dulu iya motor penjahat. Banyak yang make itu karena King itu kan ngebut ya jadi mungkin gampang kalau dipakai buat kabur," kata Didit.
"Ya kalau dulunya jadi motor penjahat, sekarang mah jadi incaran penjahat. Gimana enggak, harganya udah mahal-mahal," sambung Didit.
Di sisi lain, Didit menilai banyak alasan mengapa saat ini orang memburu King sebagai barang koleksi.
"Pertama ya tentu hobi, terus orang itu doyan sama motor sport lawas, tapi kenceng. Malah nih ya diajang balap itu King jadi motor yang paling ditunggu-tunggu," ungkapnya.
Lebih lanjut, Didit mengatakan memelihara King sebetulnya tak terlalu sulit. Untuk perawatan juga dikatakan terjangkau.
"Misal perawatan berkala saja paling Rp200 ribu, tapi ya itu sparepartnya mahal. Contoh nih, seperti blok mesin baru saja ada yang jual sampai puluhan juta. Laku aja tapi ya orang gila yang beli pasti," kata Didit sembari tertawa.***