NATUNA

Walikota Pekanbaru Ngotot ke Mesir

PANTAU PEKANBARU - Walikota Pekanbaru keukeuh tetap ingin plesiran ke Mesir, meski banyak mendapatkan kritikan dari berbagai kalangan masyarakat Pekanbaru.

Banyaknya kritikan tersebut terkait dengan kondisi mahalnya harga-harga kebutuhan rumah tangga termasuk minyak goreng yang melambung tinggi.

Orang nomor satu di kota bertuah ini bahkan balik menyentil, bahwa pengkritiknya harus lebih paham sebelum berbicara.

"Krtikan bagus, tapi yang mengkritik juga harus paham," kata Walikota Pekanbaru, Firdaus, pada acara sosialisasi migrasi TV digital dan pembagian STB gratis di Kantor Lurah Tangkerang Labuai, sebagaiana dilansir riauterkini.com, Senin (28/3).

Firdaus juga enggan mengulas rasionaliasi anggaran akibat keterbatasan anggaran di Pemko Pekanbaru. Rasionaliasi itu dilakukan terhadap dengan dipangkasnya anggaran untuk Tenaga Harian Lepas (THL) sebesar Rp50 persen mulai pegawai honorer, cleaning service. Kemudian ada juga pemotongan honor RT/RW dan imam masjid paripurna dengan alasan berdasarkan kemampuan anggaran daerah.

"Itukan sudah ada pos masing-masing," ujar Firdaus, yang dalam berapa bulan ke depan sudah berkhir masa jabatannya sebagai Walikota Pekanbaru ini.

Lebih lanjut, Firdaus juga menyatakan rencana kepergiannya ke Mesir bersama lima pejabat di pemerintahan yang dipimpinnya, guna mengambil kesempatan, untuk menciptakan lowongan kerja. Dimana, dirinya bersama pejabat yang diboyongnya akan belajar banyak soal kisah sukses 10 pemuda di salah satu desa di Negeri Piramida itu.

Menurut Firdaus, 10 pemuda berlatar belakang sarjana pertanian mampu menjadikan lahan mereka yang tandus menjadi sebuah lahan yang subur, bisa memberikan kesejahteran. Alhasil, pemuda-pemuda itu sukses mengelola lahan tandus menjadi lahan yang subur sehingga mampu membuka lapangan pekerjaan dan memberikan kesejahteraan bagi warga. Bahkan, mereka juga mampu membangun lembaga pendidikan mulai dari PAUD hingga perguruan tinggi.

"Kita harus bergerak. Kita pergi itu bagaimana bisa mengmbil kesempatan ini," dalih Firdaus.

Firdaus kemudian menganalogikan, kepergiannya ibarat mengeluarkan satu rupiah, tapi untuk mendapatkan seribu rupiah. Secara matematika, menurutnya lagi, apa yang dilakukanya tersebut jelas menguntungkan, bukan sebaliknya.

"Kita mengeluarkan satu rupiah untuk mendapatkan seribu rupiah. Itu rugi atau menang. Kalau kita tak mau mengelurkan satu rupiah, berarti kita tak dapat seribu rupiah," ungkap Firdaus.(*/*)




[Ikuti PANTAURIAU.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar

Untuk Berbagi Berita / Informasi / Peristiwa
Silahkan SMS ke nomor HP : 0813 6366 3104
atau email ke alamat : pantauriau@gmail.com
Harap camtumkan detail data diri Anda
Pengutipan Berita dan Foto, Cantumkan PANTAURIAU.com Sebagai Sumber Tanpa Penyingkatan