Kisah Mualaf Cantik Beverly, Berawal Baca Buku tentang Hidayah dan Siksa Kubur
PANTAU JAKARTA - Inilah kisah wanita cantik bernama Beverly membagikan perjalannya ketika memutuskan menjadi mualaf, memeluk agama Islam, hingga mantap mengenakan hijab.
Beverly mengungkapkan merasakan banyak perbedaan dalam hidupnya setelah menjadi Muslimah. Begitupun dengan menggunakan hijab. Bukan saja membuat perasaannya menjadi nyaman, tapi juga merasa dimuliakan.
Beverly mengucap dua kalimat syahadat pada tahun 2010 di Masjid Raya Pondok Indah, Jakarta Selatan. Ia pun sangat senang bisa menjadi Muslimah.
Dia bercerita awal mula masuk Islam ketika kecil rumahnya berada di lingkungan yang banyak sekali teman-temannya bersekolah di Al Azhar. Ia hampir setiap pagi melewati sekolah Islam tersebut.
Awalnya Beverly masih biasa saja melihat teman-teman saya yang mayoritas Muslim itu. Kemudian nalurinya ada keinginan untuk juga menjadi Muslim.
"Sekolah di situ kayanya enak ya," tanya Beverly kepada sang ayah, dikutip dari kanal YouTube Ngaji Cerdas, Sabtu (24/9/2022).
Pada suatu hari Beverly dibelikan boneka. Dia sangat takjub sekali karena boneka yang diberikan adalah boneka berhijab.
"Eh enggak boleh yang itu, karena itu untuk agama Islam," ucap tantenya dikutip okezone.com.
Beverly dan ayahnya sangat aktif di rumah ibadah mengikuti bimbingan dan seminar. Namun, ia tidak menemukan ketenangan yang sesunggunnya dari hati.
Ada kejadian lagi yang membuat Beverly mantap masuk Islam, yaitu melihat teman-teman Muslim-nya sholat di masjid dan menggunakan mukena yang sangat rapi.
"Wah ibadahnya enak ya sehari lima kali sholat. Mereka menggunakan mukena tidak ada perbedaan gitu antara si kaya dan si miskin. Sedangkan yang selama ini di agama saya apabila beribadah itu seperti kelihatan mana si kaya dan mana si miskin," ungkapnya.
Seiring berjalannya waktu, ia ke rumah teman Muslim-nya melihat di kamarnya terdapat buku-buku hidayah. "Saya senang sekali membaca buku-buku hidayah yang tentang azab-azab. Terus diceritakan juga siksa kubur," ucapnya.
Beverly mengatakan kalau di agamanya dulu tidak terlalu detail dan tidak mendapat jawaban yang memuaskan. Sedangkan kalau di Islam, dia menemukan jawaban yang diinginkan. Dari situ Beverly belajar Islam diam-diam dan mengucapkan syahadat.
Berawal dari hal itu, ia memutuskan berani bilang ke ayahnya dengan menulis surat yang berisi, "Maaf saya tidak bisa berada di agama papa lagi." Ia pun pergi dari rumah karena takut, dan hanya berbekal uang Rp600 ribu. Beverly menyewa kosan seharga Rp300 ribu per bulan di dekat rumah orangtuanya.
Ibunya yang membaca surat itu langsung syok dan marah sambil berkata, "Kamu masih anggap enggak orangtua? Kalau anggap ibu, buang rasa itu jauh-jauh, ayahmu bakalan marah sekali kalau tahu ini niatmu."
Ayahnya setiap pagi mengirimkan ayat-ayat, tetapi Beverly tidak memedulikannya. Dengan teguh dan niat Beverly, akhirnya sang ayah melunak hatinya yang disadarkan oleh pemuka agama.
"Sudahlah pak kalau misalnya anak bapak hatinya tidak ada di agama kita, lepaskan saja. Ikhlaskan, yang penting dia menjalankan agamanya sekarang dengan sepenuh hati dan benar," ucap pemuka agama itu ke ayah Beverly.
Semenjak itu ayahnya selalu mengingatkan Beverly untuk sholat dan mengaji. "Kuncinya kita enggak perlu takut dibuang oleh keluarga, dibenci oleh teman-teman. Kalau niat dari hati, jalankan dengan sepenuh hati," pungkas Beverly dengan haru. Wallahu a'lam bisshawab.***
Untuk Berbagi Berita / Informasi / Peristiwa
Silahkan SMS ke nomor HP : 0813 6366 3104
atau email ke alamat : pantauriau@gmail.com
Harap camtumkan detail data diri Anda
Pengutipan Berita dan Foto, Cantumkan PANTAURIAU.com Sebagai Sumber Tanpa Penyingkatan
Tulis Komentar