Peristiwa

Pengalaman Misteri Yu Centini, Gegara Menutup Lubang Kepiting Tak Bisa Kentut Berhari-hari

(Dok: harian merapi.com/Pramono Estu)

PANTAU JAKARTA - Kisah pengalaman misteri Yu Centini yang menutup lubang kepiting di sawah. Ia kemudian tak bisa kentut selama berhari-hari

Musim penghujan sudah tiba. Sawah kering bekas tanaman palawija sudah disulap menjadi lahan lumpur penuh air yang siap ditanami padi.

Begitupun dengan sawah milik Yu Centini. Hari itu dia beserta keempat rekannya mulai tandur.

Mengutip harian merapi.com, winih-winih padi yang sudah siap. Ditambah matahari pagi itu redup berselimut mendung tipis.

Tentu membuat mereka bersemangat. Terbukti, sebelum adzan Asar sebidang sawah lumayan luas sudah cantik ditanami winih padi.

Setelah beristirahat dan ngobrol ngalor ngidul, ketiga rekan Yu Centini pamit pulang. Tinggal Yu Centini seorang diri di sawah.

 

"Aku akan ngecek aliran air dulu sebelum pulang," kata Yu Centini pada ketiga rekannya yang sudah bersiap pulang.

"Hati-hati ya Yu, sudah mau gelap lho," ujar seorang rekannya.

Yu Centini menggangguk mengiyakan dan bergegas melihat sekitaran galengan, mengecek apakah ada lubang yang akan menyurutkan air.

Karena memang winih-winih padi membutuhkan banyak air agar tetap tumbuh.

Ternyata benar, Yu Centini menemukan lubang di sawahnya. Lubang mirip bekas galian yuyu sawah.

Tanpa pikir panjang Yu Centini menutup lubang itu dengan lumpur yang diulet dengan rumput.

Ditutup rapat sampai mampet. Kemudian meninggalkan sawahnya, bergegas pulang.

Aneh dia rasakan sepanjang jalan. Perutnya sakit, mual seperti ingin buang angin tapi tidak bisa.

Sesampainya di rumah dia minta dikeroki suaminya. Itu yang biasa dilakukannya kalau masuk angin.

Tapi bukannya anginnya keluar, perutnya semakin sakit. Rasa begah dan kembung tidak nyaman.

Akhirnya diputuskan ke Puskesmas untuk berobat. Kata dokter Yu Centini tidak apa-apa, sehat.

Kurang minum saja, setelah minum obat nanti pasti bisa kentut, dokter meyakinkan seperti itu.

Namun obat dari dokter tak mempan. Perutnya tetap sakit, kembung. Sudah 4 hari dia tidak bisa kentut.

"Ni,, kami kemarin mbunteti bolongan po?" tanya simboknya Yu Centini.

"Hah.. bolongan?" Yu Centini mencoba mengingat-ingat. "Oh.. iyaa.. Iya Mbok, kemarin habis tandur aku nutup lubang yuyu di sawah," jawab Yu Centini.

"Woo.. lha pantesan. Asal nutup saja kamu, tanpa permisi," kata Simbok.

"Sudah besok pagi kamu ke sawah bawa bunga melati dan bunga mawar, terus letakkan di dekat lubang yang kamu tutup!"

"Lha..kenapa Mbok, nanti airnya surut," kata Yu Centini heran.

"Sudah, gak perlu banyak tanya, manuto," Simbok ngomel.

Keesokan paginya Yu Centini ke sawah, sambil menahan rasa sakit perutnya yang belum kentut selama 4 hari.

Lubangnya masih mampet, tersumbat rapi. Selesai meletakkan bunga Yu Centini segera pulang.

Perutnya masih begah. Namun lega rasanya karena selepas Magrib Yu Centini sudah bisa kentut. Perutnya perlahan tidak sakit, dan sehat kembali.***(Seperti dikisahkan Indri di Koran Merapi)




[Ikuti PANTAURIAU.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar

Untuk Berbagi Berita / Informasi / Peristiwa
Silahkan SMS ke nomor HP : 0813 6366 3104
atau email ke alamat : pantauriau@gmail.com
Harap camtumkan detail data diri Anda
Pengutipan Berita dan Foto, Cantumkan PANTAURIAU.com Sebagai Sumber Tanpa Penyingkatan