Peristiwa

Demi Pria yang Disukai Gadis Ini Nekat Lakukan Diet Ekstrem hingga Koma Setelah 50 Hari Tak Makan

dok net

PANTAU JAKARTA- Banyak kata orang-orang bahwa cinta terkadang mengalahkan akals sehat begitu juga yang terjadi pada gadis ini demi lelaki pujaan dia nekat melakukaqn diet ekstrim dengan jalan tidak makan selama 50 hari.

Namun sebelumnya, sebagai menambah wawasan kamu passti bertanya apa sih diet ekstrem? Ya dealam usaha untuk mencapai tubuh yang ideal dan penurunan berat badan yang cepat, beberapa orang cenderung menjalani diet ekstrem. 

Diet ekstrem adalah pendekatan drastis dalam pola makan yang umumnya melibatkan pembatasan makanan tertentu atau asupan kalori yang sangat rendah. Meskipun hasilnya terlihat menggoda, penting bagi kita untuk memahami bahaya yang terkait dengan diet ekstrem. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi mengapa diet ekstrem dapat membahayakan kesehatan Anda.

Gangguan Makan:

Diet ekstrem sering kali dapat menyebabkan gangguan makan, seperti anoreksia nervosa atau bulimia. Ketika seseorang terobsesi dengan pemotongan makanan atau berolahraga berlebihan untuk mencapai penurunan berat badan yang cepat, ia berisiko mengalami gangguan makan yang serius. Gangguan makan ini dapat memiliki dampak jangka panjang yang merusak kesehatan fisik dan mental.

Defisiensi Nutrisi:

Diet ekstrem sering kali membatasi makanan tertentu atau asupan kalori secara drastis, yang dapat menyebabkan defisiensi nutrisi. Tubuh membutuhkan berbagai nutrisi penting, seperti protein, lemak sehat, karbohidrat kompleks, vitamin, dan mineral untuk menjalankan fungsi yang optimal. Ketika diet ekstrem menghilangkan kelompok makanan tertentu, tubuh dapat kekurangan nutrisi penting yang dapat berdampak negatif pada kesehatan jangka panjang.

 

Penurunan Metabolisme:

Diet ekstrem sering kali melibatkan asupan kalori yang sangat rendah, yang dapat menyebabkan penurunan metabolisme. Tubuh akan menyesuaikan diri dengan kekurangan kalori dengan melambatkan laju metabolisme untuk menjaga energi yang tersedia. Ketika metabolisme menurun, penurunan berat badan yang berkelanjutan menjadi lebih sulit, dan bahkan setelah menghentikan diet ekstrem, orang cenderung mendapatkan berat badan kembali dengan cepat.

Gangguan Hormonal:

Diet ekstrem dapat mengganggu keseimbangan hormonal dalam tubuh. Ketika tubuh tidak mendapatkan nutrisi yang cukup, produksi hormon dapat terpengaruh. Gangguan hormon ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan menstruasi pada wanita, penurunan libido, gangguan tidur, dan masalah lainnya. Gangguan hormon jangka panjang dapat berdampak serius pada kesehatan secara keseluruhan.

Dampak Psikologis:

Diet ekstrem juga dapat memiliki dampak psikologis yang merugikan. Ketika seseorang terobsesi dengan penurunan berat badan dan berfokus hanya pada angka di timbangan, hal ini dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan depresi.

 

Dampak psikologis dari diet ekstrem dapat berdampak pada kesehatan mental seseorang. Rasa tidak puas dengan penampilan tubuh dan kegagalan dalam mencapai standar kecantikan yang tidak realistis dapat memicu perasaan rendah diri dan merusak kepercayaan diri. Selain itu, pola makan yang tidak seimbang dan kelaparan yang berkepanjangan dapat mempengaruhi kesehatan mental seseorang, memicu gejala kelelahan, iritabilitas, dan kesulitan berkonsentrasi.

Risiko Kesehatan Jangka Panjang:

Diet ekstrem yang dilakukan secara berulang-ulang dan dalam jangka waktu yang lama dapat meningkatkan risiko penyakit serius. Defisiensi nutrisi, penurunan metabolisme, dan gangguan hormonal dapat menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang, seperti osteoporosis, gangguan jantung, gangguan pencernaan, dan masalah kekebalan tubuh. Risiko tersebut jauh lebih berbahaya daripada manfaat sementara yang mungkin diperoleh dari penurunan berat badan yang 

Kehilangan Nyawa

Dikutip dari tribunnews.com, seorang gadis kehilangan nyawa akibat diet ekstrem yang dilakukannya.

Gadis berusia 15 tahun di China ini viral setelah meninggal dunia karena diet ekstrem yang dijalaninya.

Diet ekstrem ia lakukan demi memikat hati pria yang disukainya.

Dilaporkan South China Morning Post, Xiaoling, bukan nama sebenarnya, adalah seorang gadis asal kota Dongguan, provinsi Guangdong.

Tingginya sekitar 165 cm saat didiagnosis anorexia nervosa oleh dokter. Xiaoling mengalami koma selama 20 hari, sebelum akhirnya meninggal dunia.

Berat badannya hanya 25 kg saat itu.

Dalam sebuah video yang viral, terlihat Xiaoling berbaring tak berdaya di ranjang unit perawatan intensif di sebuah rumah sakit.

Ia menderita efek dari penurunan berat badan yang ekstrem. Xiaoling memulai diet ekstrem pada hari ketiga setelah tahun baru China pada bulan Januari, lalu.

Ia hanya meminum air tanpa makan. Tujuannya diet adalah untuk menarik perhatian laki-laki yang ia sukai.

Lelaki itu rupanya menyukai perempuan yang lebih kurus darinya. Penurunan berat badan Xiaoling sebenarnya sudah dirasakan keluarga.

Tetapi keluarga gagal untuk menolongnya. Dalam satu kesempatan, Xiaoling pernah lompat dari mobil saat orang tuanya mencoba membawanya ke rumah sakit.

Saat orang tua berhasil membawanya ke rumah sakit, Xiaoling justru berusaha melukai dirinya sendiri dan mencoba kabur. Xiaoling juga menolak untuk diobati.

Keadaannya semakin memburuk setelah 50 hari tanpa makanan pada pertengahan Maret, lalu.

Ia bertahan hidup hanya dengan air. Ketika ia akhirnya dibawa di rumah sakit setempat pada bulan Maret, Xiaoling tidak sadarkan diri, kekurangan gizi parah dan gagal napas.

Ia langsung dipindahkan ke Rumah Sakit Anak Shenzhen untuk perawatan darurat.

“Dia seringan selimut,” kata seorang dokter yang tidak disebutkan namanya dalam video yang mendokumentasikan perawatannya.

"Kami tidak yakin apakah dia bisa sadar kembali."

Setelah Xiaoling mengalami koma, dokter memberi tahu orang tuanya bahwa mereka harus memilih, meninggalkannya dalam keadaan koma atau "membebaskannya" dari rasa sakit.

 

"Xiaoling, bisakah kamu memberikan jawaban kepadaku?" ibunya bertanya padanya di video.

Setelah berpikir panjang dan dengan hati-hati, orang tuanya memutuskan untuk menghentikan pengobatan dan membiarkan putri mereka untuk pergi selamanya.

Kisah itu telah memicu kemarahan publik di media sosial daratan.

Satu orang bertanya: "Mengapa begitu banyak orang menganggap langsing sebagai persyaratan standar untuk anak perempuan?"

“Kita harus belajar bagaimana mencintai diri kita sendiri. Semua orang cantik," kata yang lain.

Ini bukan pertama kalinya kasus seperti itu menarik perhatian publik di China.

Pada bulan Juni tahun lalu, seorang wanita berusia 30 tahun mengalami gangguan makan di China utara.

Berat badannya turun menjadi hanya 25 kg saat dilarikan ke rumah sakit.

Ia sampai mengalami kegagalan organ ganda, kasus yang mengejutkan dokter.

Pada tahun 2018, kisah seorang wanita mendekati usia 50 tahun di China yang menderita anoreksia dengan berat badan kurang dari 30 kg, menjadi viral di media sosial.

Kesimpulan:

Diet ekstrem dapat membahayakan kesehatan kita baik secara fisik maupun mental. Meskipun terlihat menarik dengan janji penurunan berat badan yang cepat, efek samping jangka panjang dari diet ekstrem dapat merusak tubuh dan pikiran kita. Penting untuk memprioritaskan kesehatan kita dengan menerapkan pendekatan yang seimbang dan berkelanjutan dalam pola makan dan gaya hidup kita. Konsultasikan dengan ahli gizi atau profesional kesehatan sebelum memulai diet apa pun, dan ingatlah bahwa kesehatan dan kebahagiaan jauh lebih berharga daripada angka di timbangan.***




[Ikuti PANTAURIAU.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar

Untuk Berbagi Berita / Informasi / Peristiwa
Silahkan SMS ke nomor HP : 0813 6366 3104
atau email ke alamat : pantauriau@gmail.com
Harap camtumkan detail data diri Anda
Pengutipan Berita dan Foto, Cantumkan PANTAURIAU.com Sebagai Sumber Tanpa Penyingkatan