Artikel

Digitalisasi Dalam Pengarsipan Manuskrip Sebagai Bentuk Upaya Pelestarian Naskah Kuno

Oleh : Selvi Dwi Julianti Jurusan Sastra Minangkabau, Universitas Andalas
 

ARTIKEL Pelestatarian sangat penting dalam menjaga sesuatu yang berharga dan mengandung nilai-nilai sejarah. Banyak beberapa penelitian yang memiliki tujuan untuk melestarikan sebuah sejarah, kebudayaan, dan nilai-nilai yang penting di dunia ini. Hal itu sangat sejalan dengan penerapan ilmu pengetahuan yang salah satunya memiliki tujuan untuk melestarikan. 
Banyak berbagai upaya yang dilakukan para peneliti untuk melestarikan berbagai benda-benda sejarah. Digitalisasi menjadi salah satu upaya yang sedang trend saat ini. Digitalisasi merupakan proses pemindahan informasi dari bentuk analog ke bentuk digital. Proses transmisi dilakukan dengan menggunakan teknologi digital sehingga informasi dapat diambil dan dikirimkan melalui perangkat dan jaringan internet. 
      Media internet di zaman sekarang ini begitu cepat sehingga berbagai informasi mudah ditemukan diinternet saat ini. Maka dari itu cara pendigitalisasian ini sangat cocok untuk melestarikan berbagai benda sejarah yang mengandung nilai-nilai budaya. Dalam tulisan ini pembahasan yang akan dikembangkan yaitu apa jenis naskah kuno yang akan dilestarikan? Bagaimana cara pendigitalisasian naskah kuno tersebut?
    Tujuan dari pengembangan masalah tersebut adalah untuk mendeskripsikan jenis naskah kuno yang dilestarikan dan untuk menjelaskan cara pelestarian naskah kuno tersebut.
   Pelestarian Naskah Kuno Lampung 
Naskah kuno jika di dalam Bahasa Inggris yang berarti manuscript dan dalam Bahasa Belanda handscript yang memiliki arti tulisan-tulisan kuno yang telah berumur 50 tahun atau lebih dan memiliki arti perting dalam perdaban. Manuskrip adalah file statis yang memiliki nilai vital. Ini bisa dikatakan sebagai alasan penting karena informasi yang dikandungnya berharga sejarah dan seni dan pusat memori atau catatan peristiwa masa lalu yang seharusnya dilestarikan untuk generasi berikutnya. 
   Naskah kuno yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah naskah kuno yang berada di Lampung.  Naskah kuno memiliki kekayaan pengetahuan dalam segi budaya dan kepercayaan masyarakat di masa lampau. Naskah kuno Lampung ini menjadi salah satu cagar budaya yang harus dilindungi yang sudah hampir punah dan perlu dijaga sebagai media pembelajaran untuk masyarakat kini dalam mempelajari masa lampau.
   Naskah kuno Lampung merupakan salah satu warisan sejarah yang menggambarkan kehidupan masyarakat Lampung pada masa itu berjalan. Naskah kuno lampung juga menjadi potret bagi masyarakat saat ini tentang nilai-nilai kebudayaan yang masih bersangkutan dengan masyarakat Lampung saat ini. Dalam naskah kuno Lampung huruf yang digunakan dalam penulisannya merupakan huruf aksara Lampung yang dinamakan Had Lampung. Aksara Lampung ini merupakan sejenis huruf campuran antara huruf Pallawa dengan huruf Arab. Had Lampung sudah memiliki banyak perubahan dan perkembangan dalam tulisannya, huruf Had Lampung pada zaman dulu jauh lebih kompleks ketimbang dengan yang sudah dikembangkan saat ini. Walaupun sudah memiliki perubahan dalam perkembangan zaman saat ini huruf Had Lampung tidak jauh berbeda dengan huruf aksara Lampung sebelumnya. 
Media tulis untuk aksara Lampung pada zaman dulu dilakukan di berbagai macam media seperti kulit kayu, daun lontar, kertas dulang, tanduk kerbau, dan bambu. Media pada zaman itu sangatlah rapuh sehingga perlu dirawat dan dijaga dengan baik-baik karena jika tidak seperti itu maka akan habis termakan oleh rayap atau mengalami pelapukan.
  Naskah kuno Lampung tidak hanya berisikan sejarah tetapi juga berisikan hukum dan adat serta kebudayaan masyarakat yang memang sudah di atur dari zaman nenek moyang mereka. Naskah kuno pada daerah ini memliki keterkaitan yang masih relevan dengan kehidupan masyarakat Lampung saat ini sehingga hukum dan nilai-nilai kebudayaan yang tertera di dalamnya masih dijaga hingga saat ini agar ajaran-ajaran dari leluhur tidak hilang tertelan oleh perkembangan zaman pada saat ini.
  Upaya dan Cara Pelestarian Naskah Kuno Lampung Dengan Media Digitalisasi 
Era baru hari ini, pembangunan Teknologi memberikan dampak positif keamanan naskah. Naskah bisa dibuat upaya menjaga dan melestarikan informasi melalui digitalisasi (transfer media digital). Digitalisasi merupakan proses pemindahan informasi dari bentuk analog ke bentuk digital. Tujuan dari digitalisasi ini adalah membantu melestarikan bentuk fisik naskah dan menyimpan konten informasi sehingga kedaluwarsa panjang Digitalisasi sedang dalam perjalanan memelihara koleksi, menawarkan manfaat perpustakaan dan arsip.
Dengan adanya cara pendigitalisasian ini maka masyarakat juga akan sangat diuntungkan diantaranya yaitu : 1) Melindungi sumber asli/ naskah kuno, 2) lebih mudah untuk disimpan, 3) lebih mudah untuk dikelola , 4) lebih mudah untuk menyebarkan informasi yang ada di dalamnya, 5) lebih mudah interaktif karena konten multimedia, 6) lebih mudah untuk digandakan atau membuat back up nya. 
Dengan adanya keuntungan tersebutlah pendigitalisasian menjadi salah satu cara yang dikembangkan dalam dunia pernaskahan. Mengingat banyaknya resiko kerusakan bentuk fisik yang mengakibatkan hilangnya isi informasi harus diproses yaitu salah satu cara untuk melestarikannya adalah dengan digitalisasi. 
Proses pendigitalan juga tidak bisa dilakukan dengan asal-asalan karena hal itu memerlukan teknologi dan peralatan yang memumpuni. Peralatan atau teknologi yang biasa digunakan itu khusus seperti perangkat keras, perangkat lunak, media, dan lain-lain. Peralatan yang terbaik adalah peralatan yang dapat digunakan beradaptasi dengan objek atau materi yang didigitalkan.
Tahapan-tahapan dalam digitalisasi terdapat tiga tahap yaitu : Pra Digitalisasi, Digitalisasi, dan Pasca Digitalisasi. Dalam tahap Pra Digitalisasi biasanya yang dilakukan adalah dengan mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan seperti Hard disk, Magnetic Tape, Optical Disks, Robotics. Dan alat-alat seperti Microsoft Windows, EOS Utility System, Digital Photo Professional, Adobe Photoshop, Total Image Converter, Adobe Acrobat Professional, Microsoft Office 2007 ( Diatas versi ini jauh lebih baik), Cool Edit Pro 2.0, Autoplay Media Studio 8, dan Flip PDF 

Professional. Setelah alat-alat tersebut terkumpul tahap selanjutnya adalah Digitalisasi. 
Pada tahap Digitalisasi alur atau proses yang di lalui yaitu dengan menyeleksi objek yang akan digitalisasikan, dengan memeriksa kelengkapan setiap unsur-unsur naskah di dalamnya, lalu alur selanjutntya yaitu proses pengambilan gambar dengan memotret atau menscannya dengan alat tertentu seperti kamera atau alat scaning lainnya, setelah di ambil gambarnya lalu memasuki tahap editing dengan mengcrop/ membuang bagian-bagian yang tidak penting, dan mengatur tingkat kecahayaannya agar naskah tersebut dapat dibaca untuk dipelajari. 
Masih dalam tahap editing, setelah kedua proses itu selesai maka naskah yang sudah di edit sebelumnya disatukan untuk menjadi sekumpulan naskah yang utuh. Setelah tahap itu semua selesai maka naskah disimpan dalam satu file atau folder tertentu. 
Pada tahap Pasca Digitalisasi hanyalah mengubah bentuk media saja dari media yang telah didigitalisasikan dengan mengalihkannya dalam bentuk media lain dan memberikannya watermark agar terlihat keasliannya. Naskah yang telah di pindahkan medianya diharapkan dapat di akses dengan mudah dan dipelajari. 




[Ikuti PANTAURIAU.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar

Untuk Berbagi Berita / Informasi / Peristiwa
Silahkan SMS ke nomor HP : 0813 6366 3104
atau email ke alamat : pantauriau@gmail.com
Harap camtumkan detail data diri Anda
Pengutipan Berita dan Foto, Cantumkan PANTAURIAU.com Sebagai Sumber Tanpa Penyingkatan