Kesehatan

Mengalami Kram Kaki? Ini 7 Kiat Mengatasi Berikut Tips Sederha Hasil Studi Bikin Umur Panjang

(iStockphoto/p_saranya)

PANTAU JAKARTA - Kram kaki adalah kondisi ketika otot kaki berkontraksi tanpa sadar sehingga tidak dapat bergerak untuk sementara waktu. Tak jarang kram kaki juga menimbulkan rasa nyeri. Namun tak perlu khawatir, kondisi ini tidak berbahaya. Selain itu, ada beberapa cara mengatasi kram kaki yang dapat dilakukan.

Kram kaki sendiri biasa terjadi pada bagian otot betis, meski juga bisa terjadi pada bagian paha dan jari-jari kaki.

Mengutip cnnindonesia.com, umumnya, kram kaki akan berlangsung beberapa saat sebelum otot mengendur hingga akhirnya rasa nyeri hilang dengan sendirinya.

Penyebab Kram Kaki

Lantas, apa penyebab kram kaki? Berikut penjelasannya seperti dikutip dari Healthline.

Otot lelah: Biasanya hal ini terjadi karena otot terlalu sering digunakan sehingga lelah. Kondisi ini membuat otot menjadi tegang dan berkontraksi tanpa sadar. Bahkan ketika sedang diistirahatkan. Tak hanya otot yang lelah, kelelahan secara umum pada tubuh juga dapat memicu kram kaki.

Dehidrasi: Selain otot yang lelah, kram kaki juga bisa muncul karena dehidrasi alias tubuh kekurangan cairan.

Kurang elektrolit: Tubuh membutuhkan mineral seperti potasium atau magnesium agar dapat melancarkan kerja otot. Ketika kekurangan elektrolit, maka otot mudah tegang.

Penyakit tertentu: Kram kaki juga bisa muncul pada orang yang mengalami kondisi medis tertentu atau memiliki penyakit tertentu. Misalnya, diabetes tipe 2 dan gagal ginjal. Selain itu, juga bisa karena pengaruh dari konsumsi obat-obatan tertentu.

Cara Mengatasi Kram Kaki

Berikut cara mengatasi kram kaki karena otot berkontraksi.

1. Istirahatkan kaki

Ketika kaki Anda kram, segera hentikan aktivitas dan istirahatkan kaki untuk beberapa waktu ke depan. Sebaiknya diamkan kaki pada posisi tertentu yang membuat nyeri atau rasa seperti otot tertarik tidak terasa.

2. Peregangan

Selain mengistirahatkan kaki, Anda juga bisa melakukan peregangan lembut. Peregangan dapat dilakukan dengan mencoba berdiri dan pelan-pelan gerakkan kaki dengan tumpuan beban pada tumit.

Anda juga bisa menambahkan pijatan lembut saat peregangan pada kaki yang kram.

3. Bergerak

Bergerak dengan berjalan-jalan santai rupanya juga dapat meredakan kram kaki. Hal ini akan membuat tubuh mengirim sinyal ke otot yang perlu dikendurkan setelah berkontraksi dan menimbulkan kram.

4. Minum air putih

Cara lain yang juga dapat dilakukan untuk menghilangkan kram kaki adalah segera menghidrasi tubuh dengan minum air putih.

Langkah ini mungkin tidak berdampak instan tapi tetap perlu dilakukan karena kram bisa terjadi karena kekurangan cairan. Maka tak ada salahnya untuk segera menghidrasi tubuh.

Selain air putih, Anda juga dapat minum cairan elektrolit agar kebutuhan mineral dalam tubuh tercukupi.

5. Konsumsi magnesium

Bagi Anda yang sering mengalami kram kaki, sebaiknya tambah konsumsi magnesium bagi tubuh. Misalnya dengan makan kacang-kacangan dan biji-bijian yang merupakan sumber magnesium alami.

 

Konsumsi magnesium disarankan untuk mengatasi risiko kram kaki yang sering terjadi pada ibu hamil. Namun, tetap konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter kandungan Anda.

6. Rendaman air garam

Para ahli terapi fisik menyarankan untuk menggunakan magnesium di luar tubuh bagi orang yang sering kram kaki. Salah satunya dengan berendam air garam epsom.

Caranya pun mudah, Anda hanya perlu menambahkan garam epsom ke air mandi untuk berendam atau merendam kaki yang sering kram.

7. Gunakan heating pad

Cara mengatasi kram kaki juga bisa dengan menggunakan heating pad. Caranya pun mudah, Anda hanya perlu menempelkan heating pad pada bagian kaki yang kram.

Saat ini heating pad banyak dijual di pasaran, mulai dari yang memiliki panas standar sampai yang ekstra panas. Panas dari heating pad dapat melegakan otot yang berkontraksi.

Kurangi Risiko Kematian

Sementara itu sebuah studi terbaru menunjukkan berjalan minimal 4.000 langkah sehari secara signifikan bisa mengurangi risiko kematian dini. Disebutkan bahwa semakin banyak langkah diambil setiap harinya, maka makin baik efeknya bagi kesehatan.

Maciej Banach, penulis studi juga mengatakan, berjalan 2.337 langkah sehari akan mengurangi risiko kematian, terutama yang disebabkan penyakit kardiovaskular.

"Semakin banyak langkah yang Anda jalani, semakin baik efeknya pada kesehatan Anda, dan setiap peningkatan langkah sebanyak 500-1000 langkah per hari dapat dikaitkan dengan penurunan angka kematian yang signifikan," kata Banach melansir CNN.

Menurut penelitian tersebut, berjalan kurang dari 5.000 langkah sehari dianggap sebagai gaya hidup sedentary.

"Kami menunjukkan bahwa setiap peningkatan 1.000 langkah per hari dikaitkan dengan penurunan 15 persen risiko kematian akibat penyebab apapun, dan setiap peningkatan 500 langkah per hari dikaitkan dengan penurunan 7 persen kematian akibat penyakit kardiovaskular," tambah Banach.

Fakta bahwa dibutuhkan lebih sedikit langkah untuk mengurangi risiko penyakit kardiovaskular tidak mengherankan, kata David Katz, spesialis pengobatan pencegahan dan gaya hidup yang tidak terlibat dalam penelitian ini.

"Olahraga secara langsung mengkondisikan sistem kardiovaskular, sedangkan manfaat untuk sistem atau kondisi lain agak kurang langsung," kata Katz.

Studi yang diterbitkan di European Journal of Preventive Cardiology, ini menganalisis data pada hampir 227.000 orang dari 17 studi yang dilakukan di Australia, Jepang, Norwegia, Spanyol, Inggris, dan Amerika Serikat.

"Sepengetahuan kami, ini adalah analisis terbesar (yang dilakukan) sejauh ini," kata Banach.

"Analisis tersebut juga dapat memeriksa untuk pertama kalinya apakah mengambil hingga 20.000 langkah sehari dikaitkan dengan manfaat kesehatan," tambahnya.

Semua penelitian bersifat observasional karena itu hanya dapat menunjukkan hubungan antara jumlah langkah per hari dan kesehatan, bukan sebab dan akibat secara langsung.

Sementara sekitar 4.000 langkah sehari dikaitkan dengan penurunan risiko kematian dini yang signifikan, dampak risiko terbesar terjadi ketika orang berjalan lebih dari 7.000 langkah sehari, dengan manfaat terbesar terjadi pada sekitar 20.000 langkah.

"Namun, saya harus menekankan bahwa ada data terbatas yang tersedia untuk hitungan langkah hingga 20.000 sehari, sehingga hasil ini perlu dikonfirmasi pada kelompok orang yang lebih besar," kata penulis studi senior Ibadete Bytyçi, ahli jantung di Universitas Clinical Centre of Kosovo.

Menurut studi ini, orang dewasa berusia 60 tahun ke atas yang berjalan antara 6.000 dan 10.000 langkah sehari mengalami penurunan risiko kematian dini sebesar 42 persen.

Sementara orang di bawah 60 tahun yang berjalan antara 7.000 dan 13.000 langkah sehari mengalami penurunan risiko sebesar 49 persen. Karena itu, para ahli menyarankan agar aktif bergerak sejak usia muda untuk mendapatkan manfaat kesehatan yang lebih besar dari jalan kaki. 

"Perbedaannya kemungkinan besar dijelaskan dengan rumus, "lebih awal, lebih baik," kata Banach.

Menurut Banach, memulai intervensi kesehatan apa pun sejak dini, misal olahraga teratur pada tingkat yang disarankan, pola makan sehat atau perubahan gaya hidup positif lainnya, akan berdampak paling besar pada kolesterol, tekanan darah, glukosa darah puasa, dan pemicu penyakit lainnya.

Meski demikian, tak perlu khawatir jika Anda tidak dapat mengatur jumlah langkah harian untuk mendapatkan manfaat kesehatan.

"Saya pikir penelitian ini hanya menunjukkan bahwa olahraga itu baik, banyak bergerak itu baik, dan semakin banyak olahraga yang Anda lakukan semakin baik," kata Andrew Freeman, direktur pencegahan dan kesehatan kardiovaskular di National Jewish Health di Denver, Colorado yang tidak terlibat dalam penelitian.***




[Ikuti PANTAURIAU.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar

Untuk Berbagi Berita / Informasi / Peristiwa
Silahkan SMS ke nomor HP : 0813 6366 3104
atau email ke alamat : pantauriau@gmail.com
Harap camtumkan detail data diri Anda
Pengutipan Berita dan Foto, Cantumkan PANTAURIAU.com Sebagai Sumber Tanpa Penyingkatan