Peristiwa

Dikala Si Buah Hati Menelan Cairan Berbahaya, Jangan Panik Ya Bun? Lakukan Ini

Ilustrasi (Dok:Net)

PANTAU JAKARTA - Kecelakaan yang melibatkan anak-anak seringkali terjadi di sekitar rumah, dan salah satu kejadian yang dapat menimbulkan kekhawatiran adalah ketika anak menelan cairan berbahaya. 

Kejadian ini memerlukan tindakan cepat dan tepat agar risiko kesehatan anak dapat diminimalkan. Berikut adalah beberapa langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengatasi anak yang menelan cairan berbahaya:

Jangan panik. Pertama-tama, tetaplah tenang agar Anda dapat berpikir dengan jernih. Evaluasi situasi dengan cepat dan periksa apakah anak menunjukkan tanda-tanda kesulitan bernapas, mual, atau kejang.

Jangan Memancing Muntah Tanpa Petunjuk Medis

Meskipun refleks untuk memancing muntah mungkin muncul, hindari melakukannya tanpa petunjuk dari profesional medis. Beberapa bahan kimia atau benda asing dapat menyebabkan lebih banyak kerusakan jika dikeluarkan.

Hubungi Pusat Pengendalian Racun atau Dokter:

Segera hubungi pusat pengendalian racun atau dokter untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut. Berikan informasi rinci tentang bahan yang telah ditelan dan berat anak untuk membantu mereka memberikan bimbingan yang tepat.

Simpan Sisa Cairan atau Bahan yang Ditelan

Simpan sisa cairan atau bahan yang ditelan, jika mungkin, untuk membantu profesional medis mengidentifikasi bahan yang dapat berisiko bagi kesehatan anak.

Amati Tanda-tanda Bahaya

Amati anak untuk tanda-tanda bahaya seperti kesulitan bernapas, pembengkakan, atau perubahan perilaku. Jika anak menunjukkan gejala serius, segera cari pertolongan medis darurat.

Berikan Pertolongan Pertama

Jika anak menunjukkan tanda-tanda kesulitan bernapas, pertolongan pertama seperti memberikan CPR (jika Anda terlatih) atau menelpon nomor darurat setempat dapat sangat penting.

Hindari Memberikan Minuman atau Makanan Tanpa Petunjuk

angan memberikan minuman atau makanan ke anak kecuali jika diinstruksikan oleh profesional medis. Beberapa zat dapat bereaksi dengan bahan lain dan menyebabkan lebih banyak masalah.

Preventif: Pertimbangkan Tindakan Pencegahan di Masa Depan

Setelah situasi diatasi, pertimbangkan untuk mengambil langkah-langkah preventif, seperti menyimpan bahan berbahaya di tempat yang aman, menggunakan kemasan yang sulit dibuka oleh anak, dan memberikan edukasi kepada anak tentang bahaya bahan kimia.

Dalam situasi ini, waktu sangatlah krusial. Semakin cepat tindakan diambil, semakin baik peluang untuk mengurangi risiko dan merespon kejadian dengan benar. Tetaplah siap dan terlatih dalam pertolongan pertama untuk keadaan darurat semacam ini.

Tidak disarankan 

Biasanya orang tua memaksa anak memuntahkan cairan berbahaya yang tertelan. Namun, dokter tidak menyarankan cara ini.

Selain benda-benda asing, anak rentan menelan cairan berbahaya seperti minyak tanah, air sabun, air aki yang mengandung asam sulfat, atau air detergen.

"Cairan berbahaya sangat bisa menyebabkan gangguan karena kerusakannya parah," kata dokter spesialis anak-konsultan Ariani Dewi Widodo dalam webinar bersama Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dilansir cnnindonesia.com, Kamis (9/11).

Benda cair umumnya ada dua, yakni asam dan basa. Cairan asam misalnya air aki dengan kandungan asam sulfat akan memicu reaksi perih saat tertelan. Orang tua pun bisa langsung tahu anak menelan cairan berbahaya.

Sementara cairan basa biasanya tidak cepat menimbulkan reaksi. Sabun cuci piring dan air detergen punya aroma yang menarik, tapi rentan tertelan anak. Namun saat tertelan, reaksi tidak langsung muncul.

"Cairan kontak dengan jaringan, timbul reaksi persabunan atau membuat jaringannya jadi mencair. Jaringan sudah rusak parah tapi tidak terdeteksi di detik pertama. Kerusakan terus berjalan meski cairan tidak bersentuhan lagi dengan jaringan," jelas Ariani.

Salah satu contoh kasus yang masih diingatnya adalah saat seorang anak menelan cairan asam sulfat pada 2021 lalu. Anak tersebut juga terinfeksi Covid-19 dan penanganannya agak terlambat.

Ketika endoskopi, asam sulfat sudah membuat kerusakan di jaringan lambung sehingga saluran keluar dari lambung ke usus rusak.

"Lubang dari lambung ke usus enggak ada, lalu operasi, dibuat saluran baru. Untung selamat," katanya.

Jangan dimuntahkan

Umumnya refleks orang tua saat anak menelan cairan berbahaya adalah meminta anak memuntahkan cairan tersebut. Hanya saja, tindakan ini malah membahayakan anak.

"Sekali kontak, muncul kerusakan parah. Dua kali kontak, cairan masuk dan keluar, kerusakannya lebih berat," jelas Ariani.

Di samping itu, memuntahkan bisa berisiko mikroaspirasi. Artinya, cairan yang dimuntahkan bisa masuk ke saluran napas. Jika saluran napas rusak, ada risiko henti napas dan bisa berujung fatal.

Bagaimana jika mencoba meminumkan air putih banyak-banyak?

Air putih bisa berguna untuk membilas cairan berbahaya di saluran kerongkongan. Hal ini masih bisa dilakukan, tapi Ariani memberikan catatan. Air putih bisa diberikan jika tidak ada bengkak dan anak masih bisa menelan.

"Sebaiknya langsung dibawa ke rumah sakit. Tim rumah sakit bisa mencoba menetralkan, mengeluarkan cairan dengan NGT tanpa merusak jaringan," katanya.

Begitulah satan dokter ya bun? Yang terpenting jangan panic tetap tenang lakukan apa yang disarakan dokter tadi maupun ulasan artikel diatas. Semoga si buyung selalu sehat dan ceria ya bun?***




[Ikuti PANTAURIAU.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar

Untuk Berbagi Berita / Informasi / Peristiwa
Silahkan SMS ke nomor HP : 0813 6366 3104
atau email ke alamat : pantauriau@gmail.com
Harap camtumkan detail data diri Anda
Pengutipan Berita dan Foto, Cantumkan PANTAURIAU.com Sebagai Sumber Tanpa Penyingkatan