Opini Publik

Berbicara vs Menulis


     BERBICARA adalah keterampilan menyampaikan pesan kepada orang lain dengan menggunakan bahasa lisan. 

Berbicara juga dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menyatakanpikiran, gagasan, dan perasaan. Berbicara merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Berbicara yang efektif adalah berbicara yang cepat, tepat, lugas, dan dapat dimengerti oleh lawan bicara. Berbicara yang akan penulis gagaskan dalam ide disni adalah berbicara di depan umum. Karena orang-orang akan lebih respect kepada orang yang bisa berbicara di depan umum. 
    

Menulis adalah kegiatan menuangkan ide, gagasan, opini, atau cerita dalam bentuk tulisan. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang penting untuk berkomunikasi.Menulis juga dapat diartikan sebagai kegiatan membuat huruf dengan pena atau pensil. Mengarang cerita, Membuat surat, Menyampaikan pandangan, Menggambar, Melukis, Membatik. Dalam proses menulis, penulis akan dipengaruhi oleh isi hati, suasana hati, dan latar belakangnya. 

Dari kedua defenisi tersebut mana yang lebih baik berdampak bagi kehidupan antara menulis dan berbicara. Banyak orang mengatakan bahwa berbicara lebih baik dari menulis karena ketika seseorang pintar berbicara, bisa mempengaruhi seseorang. 

Akan tetapi hal ini bisa dibantah dengan persepsi bahwa ketika seseorang bisa berbicara(depan umum) tentu tidak memiliki catatan-catatan hasil dari pembicaraan tersebut. Banyak orang beasumsi bahwa berbicara di depan umum khusunya adalah salah satu seni untuk  bisa dihargai seseorang. Pendapat tersebut sebenarnya tidak salah juga akan tetapi hal tersebut tidak sepenuhnya benar. 
   

Berbicara adalah seni yang harus dimiliki oleh setiap orang, karena di dalam komunikasi perlu adanya norma dan aturan yang harus dijaga. Banyak hal-hal yang diperhatikan ketika berdialog dengan seseorang, beda lagi ketika menajdi pembicara di depan umum. 

Akhlak seseorang bisa kita lihat dari bagaimana seseorang tersebut berbicara. Penulis pernah merasakan ketika ada seseorang yang berbicara selalu merendahkan orang lain bahkan baru kenal lansung merendahkan orang tersebut. Ketika orang tersebut sudah bercerita maka dia terdiam tidak tau ngomong apa-apa. 

 Dalam konteks menulis, seseorang lebih banyak mengeluarkan asusmsi dan juga lebih banyak melakukan imajinasi. Hal ini yang menjadi nilai lebih dari menulis karena sebelum menulis biasanya seseorang akan riset terlebih dahulu. Setelah sebuah karya dituliskan, baru akan direvisi, apa yang salah dari karya tersebut. 

Tetapi kalau kita menulis tidak semua orang bisa melihat kita karena orang yang menulis biasanya identik dengan orang yang lebih kurang interaksi di dunia sosial. Karena banyak orang di Indonesia ini tidak suka membaca karena tingkat literasi masyarakat Indonesia masih rendah.
  Perbedaan mendasar antara berbicara dan juga menulis adalah media. Media yang digunakan tentu berbeda karena orang yang berbicara menggunakan mulut dan menulis biasanya menggunakan tangan. 

Tetapi ada persamaan antara kedua hal ini, menurut penulis kesamaan kedua hal ini adalah berbicara dan menulis sama-sama butuh belajar dan juga membaca. Kenapa membaca karena orang yang bisa berbicara (publik speaking) juga membaca isu-isu terkini yang beredar luas di tengah masyarakat. 

Sama halnya  dengan menulis, orang yang sering menulis, tulisan orang tersebut lebih banyak cenderung menggunakan isu-isu terkini di tengah masyarakat. 
   Pada hakikatnya, berbicara dan menulis adalah skill yang wajib dimiliki oleh setiap individu karena dengan kedua skill tersebut seseorang biasanya akan dianggap lebih di tengah masyarakat. 

Masyarakat tau bahwa orang yang bisa berbicara dan menulis memiliki  nilai plus di tengah masyarakat karena orang-orang ini dianggap kreatif oleh masyarakat. Karena ide-ide yang muncul dari kedua skill tersebut akan dinikmati oleh banyak orang serta mencerdaskan kehidupan bangsa. Bangsa yang cerdas adalah bangasa yang mau belajar dan membaca makanya kedua skill ini adalah skill yang wajib dipelajari oleh semua khalayak karena orang-orang yang bisa berbicara dan menulis adalah orang-orang yang lahir dari membaca. 
  Untuk itu, kita sebagai masyarakat tentu memiliki hobi untuk membaca karena dengan hal ini bisa mengasah kedua skill ini yang sangat diperlukan untuk menjadi public figur di tengah masyarakat. 

Akan tetapi orang yang hanya  bisa berbicara saja, belum tentu banyak dihargai seseorang apabila yang dibaca tidak bisa dituliskan sebaliknya orang yang bisa menulis tanpa membicarakan hasil karyanya tentu akan kurang di tengah masyarakat. 

Skill seperti ini harus diasah oleh setiap masyarakat karena dengan bisa berbicara dan menulis tentu akan membuat seseorang bisa saja dipandang lebih di tengah masyarakat. Di dunia ini yang menilai kita itu orang lain bukan diri kita sendiri.

Penulis Adalah Abdul Jamil Al Rasyid  Lahir di Padang Pariaman, Mahasiswa Jurusan Sastra Minangkabau Universitas Andalas




[Ikuti PANTAURIAU.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar

Untuk Berbagi Berita / Informasi / Peristiwa
Silahkan SMS ke nomor HP : 0813 6366 3104
atau email ke alamat : pantauriau@gmail.com
Harap camtumkan detail data diri Anda
Pengutipan Berita dan Foto, Cantumkan PANTAURIAU.com Sebagai Sumber Tanpa Penyingkatan